Thursday, January 26, 2012

SASTRA LISAN


ESSAY
PERMAINAN TRADITIONAL
PUNAHNYA PERMAINAN EGRANG DI DESA SUMBERJO JOMBANG

SEJARAH
Egrang atau jangkungan adalah bambu, galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal. Di dataran banjir maupun pantai atau tanah labil, bangunan sering dibuat di atas jangkungan untuk melindungi agar tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah yang bergeser. Jangkungan telah dibuat selama ratusan tahun.
            Dalam sebuah desa juga banyak memainkan, dahulunya digunakan orang untuk berjalan. Karena didaerah itu sering banjir(ngecembeng), maka dari itu jangkungan ini adalah alat untuk berjalannya. Semakin berkembang pesatnya dunia teknologi dan ilmu pengetahuan, jangkungan/ egrang jarang dipakai. Karena alatnya yang kuno(kata orang), namun masa kecil yang tak terlupakan dahulu sangat indah, selain dibuat alat berjalan. Bagi anak kecil dipakai juga untuk permainan yang menyenangkan. Selain itu juga pada saat bulan purnama banyak anak-anak keluar rumah dan memainkan alat egrang ini. Ditambah lagi para orangtua yang juga mendampingi anak-anaknya untuk melihat acara ramai-ramai tersebut. Di permainan ini juga masih harus didampingi orang dewasa, karena permainan egrang adalah permainan yang membutuhkan banyak keseimbangan dalam berdiri menginjakkan kaki  diatas bambu, galah, tongkat yang tingginya sekian meter. Dalam posisi berdiri, seseorang yang memainkan juga harus waspada ketika mempertahankan keseimbangannya itu. Permainan ini cukup mudah, tinggal naik diatas bambu tadi, lalu menjaga keseimbangan badan saat berjalan.
            Ada juga yang memakai tempurung(bathok) kelapa dan kaleng bekas. Namun alat ini yang digunakan mudah/ kurang kuat dibandingkan dengan bambu, galah, tongkat tadi. Dikarenakan tempurung dan kaleng bekas tadi bahannya yang kurang kuat. Kaleng tadi terdiri dari logam seng, sedangkan tempurung kalau terlalu kering, tempurungnya bisa mudah retak. Jika masih basah, tempurungnya juga sulit untuk dibuat berjalan.

CARA MEMBUAT
Bahan/ Alat:  (1.) 3bilah Bambu/ tongkat/ galah (ukuran panjang sesuka pembuatnya),
                        (2.) Bekas ban dalam,
                        (3.) Paku payung (ukuran menyesuaikan bambu/ tongkat/ galah),
            (4.) Cat warna (untuk motif/ mengecat)
Pertama: Ambil 2 bilah bambu/ tongkat/ galah. Misalkan kita mau membuat ukuran 2m. Dan 2 bilah lagi dengan ukuran 15cm/ sama dengan ukuran kaki kita, yang nantinya dibuat pijakkan. Dan penyanggahnya dengan ukuran mencapai sudut 800.
Kedua: Ukuran yang bambu 15cm tadi kita talikan ke bambu ukuran yang panjang tadi/ yang dibuat tonggakan dengan bekas ban dalam. Lalu terakhir kita rapatkan dan rapikan dengan paku payung. Jangan lupa penyanggahnya juga dipaku dan dberi ban dalam.
Ketiga: Bila menginginkan yang lebih nyaman lagi. Pijakkan yang kaki yang dibuat tadi dilapisi dengan ban dalam. Supaya kaki kita tak sakit/ merasa nyaman ketika diinjakkan. Dan terakhir, bila ingin lebih kreasi. Maka bambu tadi kita cat/ beri motif sesuai dengan selera kita.


ATURAN PERMAINAN
            Pada saat bermain dibutuhkan minimal 2 orang untuk bertanding. Dan lebih banyak lebih baik/ ramai dalam permainan ini.
(1.)  Peserta permainan diharapkan tidak boleh saling mendorong/ menyenggol pada saat permainan ini dimulai atau pada saat berjalan.
(2.)  Jika ada yang mendorong, maka langsung dikeluarkan dari arena.
(3.)  Peserta dimulai dari garis Start/Mulai, dan diakhiri dibatas garis Finish/Selesai yang telah ditentukan bersama-sama.
(4.)  Peserta yang mencapai garis Finish/Selesai dengan mengikuti aturan dengan baik. Maka peserta itu adalah pemenangnya.         
Dalam aturan permainan ini tidak dibatasi volumenya, namun pada masa kecil kita sering belajar bersikap jujur sesuai aturan yang disepakati. Didalam permainan ini juga diperbolehkan menambahi aturan-aturan permainan. Sesuai dengan kesepakatan bersama peserta tersebut.

            FILOSOFI PERMAINAN
            Disalah satu pepatah jawa mengatakan “perlakonan tekan ngendi-ngendi kuwi jelas ono pangartenan”. Artinya didalam sebuah gerakan/ hal, semuanya ada arti/ filosofinya masing-masing.
            Sama halnya dengan filosofi dari permainan ini, jika diulas maka tak cukup untuk membahasnya. Namun ada beberapa bagian tertentu yang dapat kita ambil manfaatnya. Seperti berdiri diatas egrang:
a.) Yakni kita sebagai manusia yang mempunyai akal dan fikiran harusnya tahu, selama kita hidup harus bergerak. Kalau kita tidak bergerak dan hanya bisa diam saja, maka akan jatuh. Kalau dalam egrang tadi kita juga akan jatuh ketanah.
b.) Ketika menjaga keseimbangan, kita dituntut didunia juga harus waspada dalam kehidupan ini. Karena banyak sekali hambatan dan masalah yang timbul.
            c.) Saat kita berjalan dengan egrang, dalam dunia seakan akan ada kita yang bergerak, tapi kita lah yang menumpang kehidupan pada Tuhan.
            d.) Ingatlah bahwa garis Mulai permainan dan akhir permainan adalah banyak mengalami tantangan, yaitu semakin cepat kita dan semakin jujur kita dalam permainan. Maka dalam kehidupan Tuhan akan memberi 10kali kehidupan yang tak terduga di hidup kita.








Facebook: Amir Caesar Racana

Monday, January 16, 2012

SANDI RACANA

SANDI RACANA RASDIN NASDIN


 
Kak Siaga Pandega

SEMANGAT DAN HARAPAN

SEMANGAT DAN HARAPAN

Tak cukup waktuku bertanya-tanya
Aku tak melarang kau melakukan apa
Semua rasa ingin menyatu
Apa sebenarnya hijabnya itu?
Kenapa juga aku harus mengeluh
Tak ada gunanya...
Rautan tatap wajahnya yang semakin buatku semangat
Semangat untuk mendapatkan cintanya
Semuanya harus dengan jalan-Nya

Yakin yang akan mendapatkan tujuan akhir
Tak ada yang akan buatku lemah, kecuali Dia

Dalam doaku, Semoga keikhlasannya muncul
Dan tulusnya tampak dari sikapnya
Sekarang aku mau menuruti apa yang sebenarnya terbaik bagimu
Dengan tulus dan ikhlas dan ikhlas aku berproses
Segala yang ada kembali tiada

Tapi harapan tak aka putus
Hanya dengan sekali atau beberapa kali...

Sesungguhnya waktu juga menjadi saksi



Oleh: Amirul Muslimin_Bahtra Indonesia_2008 – E